Burung Walet

Burung walet (Collocalia sp) adalah salah satu jenis burung yang menghasilkan sarang bernilai ekonomis tinggi. Selain bernilai ekonomis, burung walet juga mempunyai nilai ekologis yang memegang peranan penting sebagai pengendali hama serangga yang ditangkap sewaktu terbang. Sarang  yang dapat dimakan tersebut berasal dari air liur yang dihasilkan oleh kelompok burung walet yang menghuni daerah tropis di Asia Tenggara (Soehartono dan Mardiastuti 2003). Keberadaan burung walet serta keistimewaan sarangnya (bird nest) sudah dikenal sejak ratusan tahun silam. Selama ini sarang burung walet dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti penyakit paru-paru, panas dalam, kangker, obat awet muda, melancarkan peredaran darah dan saluran pernafasan, bahkan AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome). Manfaat sarang burung walet yang besar membuat sarang burung walet memiliki nilai ekonomis yang tinggi, bahkan  menjadi komoditas ekspor yang eksklusif. Sebelum dibudidayakan di dalam rumah walet, sarang burung walet merupakan hasil alam yang dihasilkan oleh walet yang bersarang di alam (gua).

Burung walet merupakan burung yang hidup di daerah yang beriklim tropis lembab dan merupakan burung pemakan serangga yang suka tinggal di dalam gua-gua dan rumah-rumah yang cukup lembab, remang-remang dan sampai gelap dan menggunakan langit-langitnya untuk membangun sarang dan berkembang biak.

Walet merupakan burung pemangsa serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur.
Sayapnya yang berbentuk sabit, sempit, dan runcing mendukung burung ini untuk terbang lebih cepat. Namun, walet termasuk burung yang tidak pernah hinggap di pohon. Kakinya yang pendek dan lemah menyebabkan burung ini tidak dapat bertengger di dahan atau batang pohon. Hidupnya lebih banyak dihabiskan di dalam gua-gua atau rumah-rumah yang lembap, remang-remang, sampai gelap.

Walet hanya keluar saat mencari makan dan tidak pernah menetap di tempat terbuka. Karenanya, burung ini juga sering mendapat julukan swifts atau burung layang-layang. Jika sedang istirahat, walet akan bergantung di sarang dengan cara mencengkramkan kuku kakinya yang tajam ke sarangnya. Namun, jika sampai jatuh ke tanah atau lantai, walet tidak dapat mengentakkan kakinya sebagai tumpuan sehingga lama-kelamaan burung ini mati kehabisan tenaga karena terus berusaha untuk terbang

Related Posts

There is no other posts in this category.
Subscribe Our Newsletter