PENGARUH KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU

Dalam era globalisasi sekarang ini, sekolah harus mampu eksis dengan segala konsekuensinya melalui proses yang dilakukan, Keberadaan kepala sekolah sebagai kunci sukses pelaksanaan proses harus mampu memahami fungsi dan tugas serta tanggung jawab yang melekat yaitu: fungsi leader, manajer, edukator, supervisor, administrator, inovator, dan monitor.

Keberadaan kepala sekolah dalam menjalankan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dalam manajemen tidak bisa terlepas dali peran pembantunya. Sebagaimana dikemukakan oleh Jackson dan Musselman (1989:104) manajemen adalah sarana seorang manajer unfuk mencapai sesuatu dengan memanfaatkan orang lain. Seorang manajer berperan sebagai pemimpin, perencana koordinator, pembimbing serta pengawas dan seorang manajer harus berperan sebagai fasilitator untuk meningkatkan kinerja bawahan sesuai dengan tingkat yang berbeda-beda. 

Profesionelime menjadi tuntutan dalam setiap pekerjaan. Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik. Karena guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat akan tetapi mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Profesionalisme guru juga secara konsisten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Guru yang profesional mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu berupaya meningkatkan kinerjanya.

Kinerja merupakan prestasi kerja yang dipengaruhi oleh faktor kemampuan, pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan berkaitan erat dengan kecerdasan. Dari kecerdasan seseorang berhubungan dengan latar belakang pendidikan orang tersebut. Sedangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru menunjukkan kadar kompetensi guru tersebut yang menunjang tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi kerja (kinerja) guru dipengaruhi oleh faktor persepsi terhadap kepemimpinan tingkat pendidikan dan kompetensi.

Kata "kepemimpinan" terjemahan dari bahasa Inggris “leadership" banyak sekali kita ketemukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kata itu kita dengar dalam percakapan orang, dalam pertemuan-pertemuan, dari radio dan televisi, kita dapat membaca dalam surat-surat kabar, majalah-majalah buku-buku dan lain-lainnya.

Perbedaan konseptual mengenai komunikasi organisasi ini terlihat dalam fenomena. Down dan Larimer rnengemukakan 21 bidang yang diajarkan dalam rnata kuliah kornunikasi organisasi yaitu kornunikasi dari atasan kepada bawahan, kornunikasi dari bawahan kepada atasan, teori organisasi, kornunikasi horizontal, pembuatan keputusan, komunikasi kelompok kecil, kepemimpinanya teknik penelitian, motivasi, interview, perubahan dan inovasi, pengelolaan konflik, pengernbangan organisasi, teknik konferensi, teori manajemen, latihan konsultasi, mendengar, kepuasan kerja, berbicara di muka umum, menulis dan latihan yang sensitif.


Konsep mengenai iklim organisasi telah mendapat perhatian kira-kira 30 tahun yang lalu tetapi sampai sekarang belum ada kesepakatan para ahli tentang itu. Telah banyak usaha yang telah dilakukan untuk memisahkan,menerangkan dan menentukan tempat konsepsi ini dalam teori organisasi. Bermacam definisi dikemukakan dalam literatur mengenai iklim organisasi di antaranya seperti apa yang dikemukakan oleh Tagiuri (1968) yang mengatakan iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istlah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.

Yang dimaksud dengan istilah kepuasan komunikasi organisasi menurut Redding (Pace, 1989) adalah semua tingkat kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Konsep kepuasan ini memperkaya ide iklim komunikasi. Iklim mencakup kepuasan anggota organisasi terhadap informasi yang tersedia.

Keputusan kerja merupakan respons seseorang (sebagai pengaruh) terhadap bermacam-macam lingkungan kerja yang dihadapinya (Coleman, 1982). Termasuk ke dalam hal ini respons terhadap komunikasi organisasi, supervisor, kompensasi, promosi, teman sekerja, kebijaksanaan organisasi dan hubungan interpersonal dalam organisasi. Dan selanjutnya mengatakan bahwa semua variabel komunikasi berhubungan secara berarti dengan bermacam-macam aspek kepuasan kerja.

Istilah profesionalisme berasal dari profession. Dalam Kamus Inggris Indonesia, .profession berarti pekerjaan..1 Arifin dalam buku Kapita Selekta Pendidikan mengemukakan bahwa profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah suatu jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu jabatan tertantu, sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan pendidikan selama beberapa puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:
a.    Kompetensi Pedagogik.
b.    Kompetensi Kepribadian.
c.    Kompetensi Profesioanal.
d.    Kompetensi Sosial.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter