Figur pernimpin yang baik memang muflak diperlukan di dalam suatu organisasi, tetapi tidak kalah pentingnya Sumber Daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut harus dituntut semaksimal mungkin dan menggunakannya sedemikian rupa sehingga dapat efektif dan efisien. Dalam arti harus dituntut kedisiplinan yang tinggi, disamping memiliki ketrampilan dan bekerja secara profesionalisme yang nantinya bisa diharapkau dapat meningkatkan karier seseorang sebagai perwujudan peningkatan kinerja guru dan karyawan.
Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap bawahan akan bsrbeda dengan gaya kepemimpinan yang acuh tak acuh, kurang komunikatif apalagi arogan dengan komunitas sekolahnya.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilam tersebut sebagaimana dalam Peraturan Menteri No 16 Tahun 2007 yaitu : l) Kompetensi pedagogik; 2) Kompetensi kepribadian; 3) Kompetensi sosial dan; 4) Kompetensi prosifionalisme..
Kinerja guru atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2001:94). Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.
Berdasarkan definisi-definisi kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain: Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga. Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Ketiga: kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.
Sepanjang dapat diketahui dan sepanjang pengamatan para ahli maka cara seorang pemimpin melakukan kepemimpinanya itu dapat digolongkan atas beberapa golongan antara lain :
a) Secara Otokrasi
b) Secara Militeristis.
c) Secara Paternalis
d) Secara Kharismatis
e) Secara "laisses faire"
f) Secara Demokratis.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kepemimpinan pada seseorang
a. Berpengetahuan yang luas
b. Mempunyai sifat adil dan ramah
c. Berorientasi masa kini dan masa depan
d. Memiliki sifat sebagai guru dan efekt
e. Memiliki iman yang kuat dan moral yang tinggi
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Demokratis
Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukan bahwa kepala sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Berdasarkan rumusan hasil study diatas menunjukan betapa penting peranan kepala sekolah dalam mengerakkan kehidupan sekolah mencapai tujuan . Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah.
b. Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa
Pelaksanaan Supervisi
Masalah mutu pembelajaran, menyangkut masalah yang sangat esensial yaitu masalah kualitas mengajar yang dilakukan guru harus mendapat pengawasan dan pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Masalah ini berhubungan erat dengan pengawasan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Guru belum mendapat bantuan yang optimal sehingga menyebabkan mutu pendidikan menjadi rendah.
Pengawasan dalam pendidikan merupakan pengawasan yang khas yang hanya berlaku dalam pendidikan, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar bermutu yang dilayani guru. Dikatakan khas karena sifat pengawasannya berkaitan dengan pengakuan dan penghargaan atas diri anak sebagai manusia yang utuh yang harus dihargai dan dihormati, bukan pengawasan seperti pada proses produksi barang.
1. Definisi Pengawasan
Pengawasan secara umum dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi
2. Peran Pengawasan dalam Perspektif Kepemimpinan
Peran pengawasan akan semakin terasa jika seorang pimpinan menerapkan konsep pengawasan secara sangat baik. Narnun peran pengawasan menjadi tidak begitu berarti jika pimpinan tidak ikut terlibat secara penuh ikut serta dalam mewujudkan terbentuknya pengawasan yang dimaksud.
3. Tipe-tipe Pengawasan
Secara konsep pengawasan tersebut memiliki banyak tipe. Menurut T. Hani Handokola ada tiga tipe pengawasan, yaitu
a. Pengawasan pendahuluan,
b. Pengawasan "concurrent," dan
c. Pengawasan umpan balik.
4. Hambatan-hambatan dalam Pengawasan
Seorang pimpinan yang profesional memiliki tanggungjawab penuh untuk melakukan kajian dan analisis terhadap berbagai sebab timbulnya hambatan-hambatan dalam bidang pengawasan termasuk menerima masukan dari berbagai pihak. Karena masukan dari berbagai pihak tersebut bisa menjadi bahan intropeksi bagi pimpinan dalam membangun konsep pengawasan di masa yang akan datang atau lebih baik dari sebelumnya.
Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinera bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang.
Jadi, kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak didik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan.
2. Tugas Pokok Dalam Pembelajaran
Menurut Sukadi .sebagai seorang profesional, guru memiliki lima tugas pokok, merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta melakukan bimbingan dan konseling.
3. Kriteria Kinerja Guru
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
a) kompetensi paedagogik
b) kompetensi kepribadian
c) kompetensi profesional
d) kompentensi sosial
4. Indikator Kinerja guru
Ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar. Indikator kinerja tersebut adalah:
1) Kemampuan merencanakan belajar mengajar.
2) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
3) Kemampuan mengevaluasi
5. Langkah- Langkah Peningkatan Kinerja
Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak telah mengemukakan tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri
d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah terasi atau belum
f. Mulai dari awal, apabila perlu.